Nonton bareng Kisah Kasih Sang Gusti

Penulis mengadakan acara nonton bersama “Kisah Kasih Sang Gusti” di beberapa tempat, berikut adalah ringkasan kegiatannya,

Bina Iman Anak Santa Theresia, Gereja Santo Kristoforus

Setengah jam sebelum acara dimulai banyak anak-anak yang sudah menunggu di depan ruang Bina Iman dengan antusias untuk menonton animasi motion graphic Kisah Kasih Sang Gusti, mereka bisa berkumpul karena mendapat undangan dari pembina mereka yaitu kakak Bina Iman Anak Santa Theresia, melalui brosur untuk menonton. Kali ini anak-anak katekumen Santo Kristoforus juga ikut diundang. 


Anak-anak menanyakan dimana mereka dapat menonton wayang kata mereka. Di tengah hari yang terik, anak-anak dengan semangat mengikuti kakak-kakak pembina dan penulis untuk menuju ruang menonton,  di gedung pastoran yang baru. Ternyata ruangan yang hendak dipakai juga terpakai oleh kelompok lain sehingga ruang menonton pindah ke ruang lain. 

Penulis terkejut  dan senang karena banyak yang menanggapi undangan menonton ini, anak-anak yang merupakan target menonton bagi penulis, orang tua dan pendamping anak,  kakak bina iman dan katekumen, bahkan ada Suster Yosefina PBHK yang datang untuk menonton.

Kursi yang disediakan terisi penuh bahkan setelah beberapa waktu kakak-kakak meletakkan kursi tambahan karena penonton bertambah. Acara menonton diawali dengan menyanyi oleh kakak Bina Iman Anak Santa Theresia dan doa oleh Suster Yosefina, setelah itu barulah anak-anak diajak untuk menonton.

Sebelum menonton anak-anak diberikan kacamata 3dimensi, karena kali ini animasi motion graphic Kisah Kasih Sang Gusti dibuat dengan menggunakan efek 3 dimensi. Anak-anak sangat senang dibagikan kacamata ini , begitu juga dengan orang tua,  pendamping dan pembina mereka.

Kisah Kasih Sang Gusti pun dimulai, awalnya penulis cukup kuatir karena ruangan ini begitu terang dan sinar matahari yang terik menerobos melalui jendela kaca. Ruangan yang cukup panas pun ternyata tidak membuat anak-anak kehilangan semangat untuk menonton.  Gambar  animasi motion graphic ini juga dapat dilihat dengan baik.


Anak-anak menonton dengan fokus, mereka tidak bermain-main sendiri atau ngobrol dengan teman-temannya, selama kurang lebih 15menit penayangan  ini mereka saksikan dengan baik,  bahkan ada anak yang dengan begitu asiknya berdiri dan menonton ini langsung lewat laptop penulis. Hanya beberapa anak kecil yang masih sangat kecil yang tidak dapat terlalu lama duduk diam dan melihat. Hal ini wajar, karena menurut pembina Sekolah Minggu yang sudah senior,  anak yang masih terlalu kecil daya konsentrasinya tidak selama anak yang sudah lebih besar.

Setelah selesai menonton diadakan kuis untuk anak-anak, ternyata anak –anak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan baik, bahkan mereka dapat menjawab hal-hal kecil yang ada, seperti pertanyaan wayang siapa yang ada di gambar  depan, padahal wayang tersebut hanya sekilas munculnya, wayang yang dimaksud adalah wayang tokoh Thomas, murid Gusti Yesus.

Setelah kuis selesai, kakak Bina Iman Santa theresia pun membagikan lembar aktifitas. Aktifitas untuk anak kelas kecil adalah aktifitas mewarnai wayang Gusti Yesus, sedangkan aktifitas untuk anak kelas besar adalah aktiifitas mencari kata. Anak-anak suka mewarnai dan aktifitas mencari kata ini.


Setelah kegiatan ini selesai maka acara nonton bersama Bina iman Anak Santa Theresia di Gereja Santo Kristoforus pun ditutup dengan doa.

Penulis mewawancarai beberapa anak, Pembina dan orangtua. Dari hasil wawancara penulis, penulis menemukan bahwa ternyata anak-anak menyukai apa yang mereka lihat tadi, Pembina dan orangtua juga mengatakan bahwa kegiatan menonton animasi motion graphic Kisah Kasih Sang Gusti ini sangat baik dan menarik bagi anak-anak karena cerita Yesus dibawakan dengan cara yang baru yaitu, menonton wayang.


Kacamata 3dimensi yang ada juga menarik untuk anak-anak, mereka senang karena warnanya yang penuh warna, selain itu Pembina dan orangtua juga mengatakan bahwa selain dari sisi keagamaan, melalui menonton Gusti Yesus dengan tampilan wayang ini, anak-anak juga diajak untuk mengenal kebudayaan Indonesia. Bahkan ada Pembina yang mengatakan bahwa tidak biasanya anak-anak dapat melihat tontonan yang ada dengan penuh perhatian tanpa berisik atau bermain dengan temannya dalam waktu 15 menit, biasanya saat ada kegiatan menonton bersama sebelumnya (menonton animasi Yesus melalui kartun barat) anak-anak tidak dapat bertahan lama untuk duduk menyaksikan dengan penuh perhatian, lain dengan menonton melalui tampilan wayang ini. Ini merupakan hal yang baik, karena diharapkan dengan perhatian anak-anak dalam menontonnya, pesan yang hendak disampaikan tentang Yesus juga dapat diterima dengan baik oleh anak-anak. Suster Yosefina juga mengatakan bahwa awalnya dia sedang berada di kesusteran, namun anak-anak katekumen binaannya datang dengan tergopoh-gopoh dan berkeringat menanyakan dimana mereka dapat menonton wayang, suster melihat anak-anak begitu semangat dan akhirnya dia menemani anak-anak untuk mencari tempat menonton Kisah Kasih Sang Gusti ini. Dengan mendengar cerita ini dapat penulis ketahui bahwa anak-anak ternyata juga memiliki keingintahuan untuk mengenal budaya Indonesia.


Sekolah Minggu Gereja Bethel Indonesia Cimone

Awal dari bagaimana penulis dapat mengadakan acara nonton bersama ‘Kisah Kasih Sang gusti’ dimulai dari percakapan antara Guru Sekolah minggu GBI Cimone, Ibu Grace, yang merupakan teman dari istri penulis dengan istri penulis melalui BBM. Suatu waktu, Ibu Grace menanyakan kepada penulis, apa istri penulis dapat memberikan ide film pendek apa yang dapat didownload di youtube yang baik untuk ditonton oleh anak-anak  Sekolah Minggunya di GBI Cimone? Istri penulis sangat kaget karena ini sebuah kesempatan yang baik  sekali sehingga ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ ini dapat ditonton oleh anak-anak disana. Lalu istri penulis menawarkan bagaimana kalau menonton “Kisah Kasih Sang Gusti’, namun penulis menawarkan Ibu Grace untuk melihat dulu tayangan ‘kisah Kasih Sang Gusti’ yang ada di youtube.


Keesokan harinya Ibu Grace berkata bahwa dia telah menonton tayangan ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ yang ada di youtube dan katanya tayangan ini bagus untuk anak-anak, maka dari itu Ibu Grace hendak menjadikan tayangan ini sebagai tontonan yang akan ditonton oeh anak-anak Sekolah minggunya.

Penulis menawarkan untuk datang ke Sekolah Minggu GBI Cimone, Karena ingin membawakan kacamata 3 dimensi dan menonton tayangan ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ ini dengan efek 3 dimensi, sekaligus penulis juga ingin mengetahui bagaimana respon dari anak-anak dan Pembina serta Sekolah Minggu yang ada disana.

Bu Grace mengumumkan kegiatan Nonton bersama ’Kisah Kasih Sang Gusti’ ini melalui brosur dan juga pengumuman di gerejanya. Bu Grace sangat senang karena acara menonton wayang dengan kacamata 3dimensi adalah acara yang baru pertama kali diadakan di gerejanya.


Hari yang dinanti pun tiba, anak-anak memenuhi tempat duduk, Ibu Grace senang sekali anak-anak bisa datang karena baru saja kemarin mereka jalan-jalan ke Ragunan, Ibu Grace sempat berpikir kemungkinan anak-anak akan sedikit yang datang karena mereka mungkin kecapean setelah kemarin jalan-jalan ke Ragunan. Penulis sangat senang karena ternyata banyak anak-anak yang datang. Acara dimulai dengan doa dan nyanyi bersama oleh Kakak Sekolah minggu GBI Cimone setelah itu dilanjutkan dengan pembagian kacamata 3 dimensi. Anak-anak sangat senang mendapat kacamata 3 dimensi. Waktu ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ hendak ditayangkan terjadi sedikit masalah dengan audionya. Hal ini juga yang ditakutkan oleh Ibu Grace karena terkadang audio di sana mengalami gangguan. Namun Puji Tuhan penulis dengan tidak sengaja membawa colokan besar yang tidak biasanya penulis bawa, sehingga masalah audio dapat diselesaikan dengan baik dan anak-anak dapat menonton dengan baik.


Setelah acara menonton selesai, kegiatan hari itu ditutup dengan doa dan penulis mengadakan wawancara untuk menanya pendapat dari anak-anak, kakak sekolah minggu dan orangtua.
Anak-anak disana menyukai animasi yang disajikan, menurut mereka sajian animasi ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ menarik dan mereka belum pernah melihat animasi yang menyajikan Yesus dalam bentuk wayang. Kakak sekolah minggu disana menyukai adanya unsur kebudayaan Indonesia karena selain diajarkan tentang Yesus , anak-anak juga diselipkan dengan pengetahuan tentang budaya negrinya sendiri. Orangtua juga berkata bahwa tontonan ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ ini sangat kreatif dan baik untuk anak-anak, bahkan ada orangtua yang berasal dari Batak pun berkata kisah Yesus bila disajikan dengan budaya Indonesia sangat menarik, lain kali mungkin dapat dibuat versi dari kebudayaan daerah Batak.

Better Life Community
Better Life Community mengadakan acara untuk anak-anak kuliah yang mengikuti program Korean Bible Study. Ketua dari Better Life Community (BLC) ini, Meminta penulis untuk menayangkan ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ setelah mereka melihat animasi motion graphic ini sebelumnya, bertepatan dengan acara yang diadakan BLC ini, beberapa orang yang berasal dari Korea juga datang dalam acara ini.


Di tengah acara, ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ ditayangkan. Semua yang datang dibagikan kacamata 3 dimensi, mereka senang dibagikan kacamata tersebut, lampu dimatikan dan ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ pun dimulai, suasana hening, penonton memperhatikan cerita yang berjalan, Orang Korea pun dapat menikmati tontonan ini karena ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ juga diberikan teks bahasa Inggris.

Setelah acara selesai, penulis menanyakan kepada penonton yang merupakan murid Korean Bible Study, Orang Korea dan penonton lainnya mengenai pendapatnya mengenai ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ ini. Banyak dari mereka yang berpendapat mereka menyukai animasi ini karena unik dan kisah mengenai Yesus dibawa dengan kebudayaan Indonesia. Ada satu anak Korea bernama Ye Won, mengatakan bahwa dia merasa lebih dapat merasakan penderitaan Yesus melalui penayangan tadi.  Ibu dari Ye Won berkata kalau penayangan tadi nampak dramatik bagi Yewon. Namun selain pujian ada juga beberapa masukan membangun yang penulis peroleh untuk menambahkan efek 3 dimensi, durasi di perpanjang dan perbedaan karakter lebih diperjelas.


Penulis sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menayangkan ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ ini di beberapa tempat diatas. Penulis berharap penayangan ‘Kisah Kasih Sang Gusti’ ini dapat menjadi berkat untuk orang yang menontonnya. Amin.

0 komentar: